Muhammad Teladanku

Muhammad  Teladanku

Jumat, 26 Desember 2008

nasehat tuk para suami :)

Jika istri Anda ibu rumah tangga dan pada suatu hari dia menunjukkan gejala gejala perang dingin maka Anda perlu membaca tips di bawah ini

  1. Istri diam seribu bahasa (padahal Anda biasa menyebutnya si murai batu). Saat Anda pulang ke rumah dalam keadaan lelah sehabis lembur atau mampir ke mall atau makan malam dengan seorang teman dan disambut dengan wajah dingin istri Anda yang "mogok bicara", cobalah Anda ingat-ingat lagi, sudahkah menelepon memberitahu Anda akan pulang terlambat walau hanya satu jam? Seorang istri yang diam di rumah dan hanya bersama balita seharian akan sangat merindukan kehadiran seorang dewasa sebagai temannya bicara dan berbagi. Maka dia akan sangat mengharapkan Anda pulang segera. Mari saya jelaskan proses "menunggu" yang dilakukan istri Anda setiap hari kerja. Misalnya Anda biasa pulang pukul 17.30. Maka istri Anda akan menyiapkan makan malam, merapikan anak-anak Anda dan tak sabar menunggu Anda pulang karena dia ingin mandi (biasanya dia tak tega meninggalkan si kecil dan adik bayinya tanpa pengawasan sehingga jika tidak terpaksa dia lebih suka menunggu Anda datang sebelum mandi). Pukul 17.30-18.00 istri Anda akan menajamkan telinga menunggu pintu pagar dibuka, atau mengintip jendela mengharapkan Anda. Bahkan si kecilpun diminta tidak nakal karena sebentar lagi Bapak pulang. Pada pukul 18.00 dia akan berpikir mungkin Anda kena macet. Maka dia memutuskan untuk mandi dengan pintu terbuka agar bisa mendengar permata-permatanya. Itu kalau si kecil tidak rewel dan si bayi tidak minta susu. Pk.18.30 istri Anda akan sibuk menoleh ke telepon atau mencari sms Anda atau ke jam dinding dan untuk mengurangi kecemasan dia akan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyetrika. Pk.19.00 bahkan si kecil Anda pun sudah membawa-bawa telepon rumah berharap Anda menelepon lalu merengek pada ibunya untuk menelepon Anda sudah sampai dimana. Waktu Anda kemudian sampai di rumah dengan senyum letih, istri Anda mengharapkan penjelasan kenapa Anda terlambat atau sekedar ciuman dipipi tapi waktu Anda tidak merasa perlu memberitahu maka dia akan mengira Anda sengaja pulang terlambat untuk memberitahu bahwa Anda adalah lelaki merdeka, bisa datang dan pergi seenaknya, kerinduan si kecil tidak penting dan kecemasan dan kekhawatirannya juga tidak penting. Dan jika Andadiremehkan seperti itu juga tidakkah membuat Anda sangat kecewa dan marah?Bedakan antara meminta ijin dengan memberitahu. Sebagai perempuan dewasa istri Anda tentu mengerti Anda membutuhkan waktu untuk diri Anda sendiri dan pekerjaan Anda. Dia tidak akan keberatan Anda pergi kemanapun tanpa dia dan anak-anak. Jelas Anda tidak perlu meminta ijin. Tapi apa salahnya dengan menelepon untuk memberitahu? sehingga istri Anda tidak perlu membuang waktu dan energi kecemasan saat menunggu Anda. Banyak hal yang lebih penting dan lebih berguna yang bisa dikerjakannya selain mencemaskan keselamatan Anda bukan?
  2. Istri menolak Anda bahkan disaat tidurnya (padahal istri Anda adalah seorang yang hangat dan romantis). Coba tanyakan diri Anda sendiri kapan terakhirkali Anda memeluknya dalam keadaan dia sadar? Kapan terakhirkali Anda merengkuhkan lengan Anda ke tubuhnya saat Anda berdua sedang duduk di sofa menonton TV? Kapan terakhirkali Anda mengajaknya pergi berduaan dan menggandeng tangannya? Kapan Anda berinisiatif menciumdan berkata how much you love her di telinganya saat ia sedang terbangun? kapan terakhirkali Anda mengobrol berduaan sebelum tidur? Istri yang paling gendut dan tidak menarik seduniapun kadang ingin mendengar rayuan gombal asalkan datang dari suaminya yang tulus tentang betapa manisnya dia atau betapa lembut kulitnya. Dan lakukanlah semua itu pada saat dia bangun.
  3. Istri terlalu banyak mengeluh. Baru pulang kerja istri Anda sudah menceritakan kenakalan si kecil, manjanya si bayi, banyaknya pakaian yang harus disetrika? Ada satu alasan: mungkin dia ingin Anda maklum saat melihat rumah yang berantakan. Kesibukan mengurus 2 anak membuatnya tidak terlalu memikirkan pekerjaan rumah tangga. Jika sempat tentu istri Anda akan memasak, mencuci, menyetrika, menyapu dan lain-lain tapi jika harus memilih, dia lebih suka membacakan buku, menemani nonton TV, menyuapi atau menyusui permata-permatanya daripada membereskan pekerjaan rumah tangga yang tak pernah selesai. Menceritakan betapa repotnya dia tidak lain adalah permohonan maafnya atas rumah yang tidak rapih dan tidak sempurna dimata Anda. Mengeluh belum tentu menunjukkan ketidakbahagiaan. Cukup hibur dia dengan berkata : "it's OK sweet heart, lakukan mana yang kamu rasa perlu dan bisa tak usah sempurna".
  4. Istri terlalu banyak membaca. Anda BeTe melihatnya terus menerus membaca dan cuek terhadap sekelilingnya? Mungkinkah dia sedang merasa bosan dan membaca adalah salah satu caranya menghilangkan rasa itu? Cobalah Anda memintanya pergi ke salon atau pijit refleksi saat weekend sementara Anda menjaga si kecil dan jangan lupa memberinya uang untuk sekedar relaksasi di salon tentu itu akan menyenangkan hatinya. Karena meskipun dia bisa pergi ke salon atau belanja kapan saja belum tentu dia punya uang untuk melakukannya. Lupakan sejenak kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dan biarkan istri Anda berbahagia dengan melakukan hal-hal untuk dirinya sendiri. Ingatlah, istri / ibu yang bahagia akan membuat orang disekitarnya bahagia juga.
  5. Istri terlalu sering menceritakan impiannya? ingin beli kulkas, ingin beli AC, ingin beli rice cooker merangkap penghangat nasi, ingin belanja baju ingin beli bando utk sibayi dll? Apakah itu membuat Anda merasa terperas sebagai suami? Jangan. Semua keinginan itu sebetulnya tidak betul-betul diinginkannya. Istri adalah orang yang paling tahu isi kantong suaminya. Jadi jika dia tidak bisa mendapatkan semua yang dia sebutkan dia akan mengerti. Tapi gak ada salahnya kan sesekali memberi kejutan? Membelikannya majalah kesayangannya, atau mengiriminya nada sambung pribadi yang romantis? menulis sms mesra atau menghadiahinya cincin emas meski cuma 2 gram atau membawakannya bunga? Membelikan hadiah-hadiah kecil untuk istri Anda sama dengan memberitahunya betapa Anda sayang padanya dan memperhatikan apa saja yang disukainya. Tidak perlu sesuatu yang mahal dan mewah. Perhatian yang paling kecil sekalipun akan membuatnya terbang ke awang-awang karena dia mengartikannya sebagai tanda cinta yang tak pernah mati dari Anda.

Semoga bermanfaat!!

http://kiantyyura.multiply.com/journal/item/11/Nasehat_untuk_para_suami





Senin, 22 Desember 2008

Menjadi guru ?

Dahulu tak pernah terpikirkan dan terucap dalam kata-kata tentang cita-cita menjadi guru sedari kecil. Singkat cerita jadilah aku  sekarang menjadi seorang guru....
Teman SMP ku mengatakan ,"Hah, kamu jadi guru?’, kemudian megatakan juga ke temenku yang lain,” bisa ngomong juga tuh anak !", mmh what's wrong with me.......
Pernah tetangga sebelah mengatakan....."bagaimana tuh dia, diem banget, kalau jadi guru gimana ya ?"
Rekan guru pernah juga bertanya, "Emang Ibu bisa marah juga sama anak-anak ?"
Nah sekarang yang ada dalam pikiranku, memangnya guru itu dipandang masyarakat seperti apa ya? Ataukah profesi guru hanya untuk orang-orang berkarakter tertentu? yang tipe banyak bicara, bisa marah-marah sama anak murid ? apa cuma sekedar itu ?
Kalo saya flashback kembali masa lalu saya, mungkin karena kekcewaan saya terhadap sikap seorang gurulah yang mengantarkan saya untuk menjadi seorang guru ( ini hanya kasuistik loh)
Mungkin pandangan itu sepintas bak pahlawan kesiangan yang menolong psikologis anak-anak nusantara, ceile...
Namun dari kondisi itulah saya bertekad untuk selalu berusaha menjadi guru yang bermanfaat, supaya anak-anak didik saya dapat tumbuh kembang bebas sesuai bakat dan minatnya dan nyaman dengan dirinya sendiri,dan bisa mengatasi tekanan psikologis yang menghambat perkembangannya….
Supaya anak-anak di sekolah tidak mengalami seperti saya yang pernah tak percaya diri untuk mampu mengembangkan segala potensi dan bakat terpendam, tak kreatif dan tak nyaman dengan sindiran-sindiran negatif yang mengalahkan optimisme untuk berkembang.
Saya ingin anak-anak di sekolah  itu mengalami kenyamanan dengan segala atribut diri yang telah dianugrahkan Allah kepadanya...
Saya ingin anak-anak itu memiliki paradigma berpikir positif terhadap segala hal tentang dirinya
Saya ingin anak-anak itu memiliki optimisme yang kuat dalam menghadapi kehidupan
Saya ingin anak-anak itu memiliki ketahanan diri dalam menghadapi kelatahan globalisasi yang menyerang dari segala sudut
Saya ingin anak-anak itu mengenal dirinya dan Rabb pencipta
Saya ingin anak-anak itu menjadi generasi Rabbani yang mendapatkan ridho Ilahi
wallahu 'alam

Minggu, 14 Desember 2008

Pelajaran hidup

Kejadian 'kemarin' , benar-benar di luar dugaanku dan menyadarkanku kembali.

Tak kusangka usaha klarifikasi yang aku tanyakan kepada rekanku membuat dirinya merasa dipojokkan, dituduh, dan membuat dirinya kesal, padahal kami hanya berbicara berdua dan sama sekali tak pernah aku katakan kepada teman yang lain ttg masalah tsb. Responnya pun tak terlihat di depan mataku, namun belakangan kutahu dari rekan yang lain.

Sebuah sikap di luar dugaanku, dan responnya pun menjadi menutup akses untuk pembicaraan secara dewasa dan fair. Dan yang membuat aku terkejut adalah prasangka yang menyatakan bahwa aku berada pada posisi memusuhi bukan sebagai teman.....( aku tersentak...mmm selama ini berarti aku memang tidak dianggap teman, karena menurutku pertemanan itu tidak memiliki prasangka, kalaupun ada kesalahpahaman, paling tidak ada cek n risek alias klarifikasi )

Mungkin ini sebagai pelajaran bagiku untuk lebih hati-hati dalam pengolahan kata-kata dalam usaha klarifikasi.Aku berbaik sangka mungkin ada yang salah dalam pengucapan kata-kata, yang memang kadang2 aku terlalu to the point dalam hal klarifikasi.

Kuselami lagi kondisi menyeluruh tentang temanku itu, tipe perempuan yang sangat sensitif....

aku bisa pahami dan maklum.

***

thanks to mr Ray , yang telah bersikap terbuka dalam menyampaikan pandangan dan klarifikasi terhadap sikap  saya. Memang yang dibutuhkan pada saat sekarang ini adalah sikap keterbukaan, tidak alergi terhadap perbedaan, saling memahami satu sama lain.

***

Satu hal hal lagi yang saya aneh terhadap lingkungan ini, adalah selalu mengkorfirmasi bukan pada orangnya langsung, tapi dijadikan bahan pembicaraan bersama(alias gosip), sehingga ketika diajak 4 mata untuk berbicara tidak siap dan merasa akan disalahkan.....sungguh aneh...

kupikir apa yang sebenarnya diinginkan....mengeluh tapi tidak berpikir pada solusi mengatasi masalah, yang ada hanya untuk memperlebar masalah dan memperbanyak musuh.......lagi2 aku berpikir ...inikah potret masyarakat Indonesia sekarang ...?

wallahu 'alam

*** 

terus semangat,optimis, dan positif thinking!!!

Kamis, 04 Desember 2008

diskusi anak-anak

Kamis siang saat jam pelajaran terakhir di kelas 9-1
Maklumlah biasanya pada jam terakhir anak-anak pada males dan bawaannya pengen pulang ajah.
Kebetulan pekan kemarin anak-anak itu kuberi tugas kelompok mengenai karakteristik profesi yang ideal. Alhasil mereka cukup puas dan 'ga bete' karena mereka bisa bebas berpendapat tentang opini mereka masing-masing. Ada yang bengong bingung, ada yang mikir benar, ada yang serius, ada yang ga jelas....ga tahu kenapa. Tapi semua kebingungan mereka terselesaikan karena kudatangi mereka kelompok per kelompok untuk mengatasi kebingungan tentang diskusi yang ditugaskan untuk mereka.
Singkat cerita berdasarkan tugas kelompok yang kemarin, aku memanggil dua kelompok laki-laki untuk presentasi hasil tugas kelompok dan membuka dialog serta diskusi untuk kedua kelompok tersebut. Agak sulit memang mengkondisikan anak-anak muridku yang mungkin dari segi bakat,minat berbeda dengan sekolah unggulan setingkat smp negeri lainnya.Namun ku terus berharap bahwa harapan itu masih ada.....
Diskusi pun melesat pada topik  tentang pandangan kelompok laki-laki tentang perempuan yang  bekerja / wanita karir.
Riski namanya , dia tetep 'keukeuh' bahwa perempuan tidak usah bekerja kalau sudah berumah tangga, cukup si suami yang membanting tulang menafkahi keluarganya.
Pendapatnya menjadi bahan sorakan temen-temen perempuan lainnya....."hu hu hu....ga adil....",seru mereka
Rani menunjuk jarinya ingin berpendapat, " istri/perempuan boleh bekerja karena untuk membantu suami dalam mencukupi kehidupan rumah tangga donk, apalagi kalau duit yang diberikan suami kecil alias gak mencukupi "
pendapat itupun dikomentari kelompok laki-laki yang di depan "masih mending dikasih "
Faroki, salah satu kelompok lainnya ngoceh "istri itu di rumah aja, jaga anak, nyusui anak....!"
"hu hu hu.....ga bisa gitu...." grup perempuan ga mau kalah
Dimas yang bergaya bijaksana ngomong keras-keras: "boleh boleh perempuan kerja asal ada ijin suaminya "
Rani pun menambahkan ," Iya ga pa pa , lagian kalo istri bekerja itu juga karena dia memiliki kemampuan dan bermanfaat untuk masyarakat kok...misalnya guru ..ayo..!"
Riski yang tetep 'keukeuh' berpendapat bahwa istri tetep tidak boleh bekerja , bersikeras tidak setuju dengan pendapat Rani.
Alhasil suasana kelas ramai, alias semua berkomentar, aku pun berusaha menengahi ....
"Perhatian sebentar..." , setelah semua diam aku melanjutkan....." Ada sebuah kisah seorang laki-laki yang sempurna ", beberapa saat siswa perempuan menyahut, "ngga mungkin ada bu...."
" Sebentar tolong dengarkan sebentar , Ibu belum selesai,laki-laki itu adalah Nabi Muhammad SAW" .Semua terdiam........
"Rosulullah adalah sosok yang sempurna, beliau adalah bapak yang sangat menyayangi anaknya, bapak yang bijaksana, suami yang lemah lembut terhadap istrinya, tak pernah berkata kasar terhadap istrinya" , " Bahkan tak jarang Rosulullah menjahit pakaiannya sendiri yang robek tanpa meminta bantuan istrinya, beliau juga tak sungkan untuk mencuci bajunya sendiri...."
Siswa perempuan menimpali..."so sweet...."
Anak laki-laki kuperhatikan sempat terpaku,entah apa yang ada di benak mereka.
Akupun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membuka wawasan meraka tentang peran masing-masing gender yang masih konvensional, dan menjelaskan sidikit bagaimana agama Islam memandang tentang peran masing-masing. Aku berharap mereka 'melek' terhadap semua itu dan mereka mengenal  ada sosok teladan tentang seorang bapak dan kepala rumah tangga.

Bahwa ada sosok teladan tentang seorang laki-laki yang memiliki keistimewaan yang ternyata memiliki kepekaan dan sensitifitas yang tinggi terhadap perempuan, yang mungkin belum banyak diadopsi oleh laki-laki pada saat sekarang. Karena dalam pikiran mereka laki-laki adalah hanya sebagai  sosok powerful dan berpengaruh yang dimiliki dalam kehidupan rumah tangga,
***
Kesimpulan akhir kelompok....Riskipun berbicara , " dalam kehidupan rumah tangga harus ada saling menghormati dan mengahrgai satu sama lain...."

tahun 2008

terserah mau judul apa

ketiga putra-putriku  , benar-benar menguji kesabaran-q sebagai orang tua..., Betapa aku diuji dengan teori-teori tentang pengasuhan anak, pendidikan anak yang aku ketahui.....

Ketika dalam benakku tentang sosok ideal orang tua teladan, Allah memberiku jalan untuk memenuhi itu semua..namun tak mudah untuk melaluinya.

Ya Allah beri aku kekuatan dan kesabaran dalam menjaga amanah ini....

*****

Pada anakku yang kedua,Kulihat tanda-tanda perfeksionis dalam dirinya, Syahid Muhammad Syafiq...mudah2an engkau menjadi seorang hafidz Qur'an nak...

Ketika ingin tidur pun dia selalu meletakkan bantal dan gulingnya dengan benar, dengan posisi yang benar pula tak boleh ada kesalahan dalam menaruh bantal dan gulingnya itu.

Bahkan ketika aku mengambil dengan asal bantalnya ,dia menyuruhku kembali menaruhnya dengan benar dan mengambil lagi dengan benar pula menurut aturannya....

mm kira2 type seperti siapa dia ya ?....aku ga begitu, suamiku pun bukan type perfeksionis....mmh

dugaan sementara melankolis.....

Berbeda dengan putri pertama Muthi'ah Syahidah...

Dia seorang koleris sanguinis , dulu ketika berusia 2 tahun kupikir dia melankolis, karena dia sering mudah menangis....tapi kuingat2 lagi ketika bayi, muti (panggilan muthi'ah) tak mau ditinggal2 alias maunya jadi pusat perhatian. begitu pula sekarang...ketika usia 5 thn...ketika dia bercerita maunya selalu diperhatikan,dan senang jadi pusat perhatian. Ceritanya pun bukan sekedar cerita singkat tapi terus bersambung bak telenovela.....

Untuk putri ketigaku ...Tsabitah Syahidah.....yang genap 6 bln...belum kuketahui dengan jelas....

terlepas dari apa bakat dan karakter mereka ....kuingin mereka menjadi seorang yang Rabbani, yang istiqomah di jalan Allah, dan memberi manfaat untuk Dienul Islam.....amin