Muhammad Teladanku

Muhammad  Teladanku

Sabtu, 29 November 2008

Pencarian teman lama di dunia maya

Pencarianku belum menunjukkan tanda-tanda penemuan. Penemuan terhadap teman lama di kota semarang. Dulu waktu masih kuliah, pencarian di dunia maya terhadap sahabatku di SD berhasil. Aku sempat tak percaya , ternyata ketemu juga dengan sahabatku itu, Novita Rahmawati. Dia adalah anak pindahan di kelas V dari Jakarta, yang kebetulan kami memiliki nasib sama yaitu siswa pindahan dari Jakarta. Hanya aku pindah ke semarang ketika kenaikan kelas II SD.

Aku kagum padanya , dengan karya puisinya yang memenuhi 1 buku tulis. Aku pun terinspirasi menulis juga seperti dirinya, alias ikut-ikutan :) 
Selain pintar menulis puisi, dan pembaca puisi berbakat, dalam kehidupan keluarganya, ia adalah seorang yang mandiri sebagai anak pertama dengan 4 orang adiknya (kalo ga salah, ato 5 ya ?) menurut pandanganku. Ketika orang tuanya harus meninggalkan kota semarang untuk pindah tugas ke purworejo, Novita yang masih kelas VI SD harus menunggu sementara sampai ebtanas selesai. Karena kepribadiannya yang percaya diri, mandiri dan cerdas, guru2 banyak yang bersimpati padanya. Hingga Kepala Sekolahku menawarkan supaya Novita bisa tinggal bersamanya.Pada saat itu pun aku semakin kagum padanya, dalam pandanganku dulu.....hebat juga.... 
Tapi menurutnya itu merupakan hal yang biasa, karena dulu ketika dia bolak balik jakarta-semarang juga sering sendirian naik kereta ( aku berpikir...wah berani banget....ck....ck....ck kelas V SD gitu loh), hingga stasiun baru dijemput keluarganya.
Tapi sekarang hilang kontak lagi , bagaimana yah khabarnya sekarang...?
***
Nah pencarian yang belum ketemu lagi adalah kepada temanku Esti Durasanti, teman sebangku waktu di di kelas 1 SMPN 1 Semarang. Dulu ketika ku mengatakan padanya mau balik en pindah lagi ke Jakarta untuk mengikuti dinas ayahku, dia menasehatiku " Hati-hati loh shin di Jakarta , apalagi aku pernah denger kalo di jakarta, kita bisa terpengaruh jadi males dan bisa tambah 'bodo' karena pergaulan di sana". Aku tak menyahut nasehatnya, hanya merenungkan kata-katanya dalam hati.....;"emang begitu...? ga tau deh ....."
Esti tuh anaknya baik hati, cerdas, pintar berargumen, dan kayanya waktu kami sekolah dia sering belain kalo ada temen laki-laki yang sering jail , mungkin karena kalo ngomong judes en pedes kali, temen sekelas yang laki2 suka segen kalo 'disemprot' sama dia. 
Ada kemungkinan ......bakat berbicaranya diturunkan dari ibu bapaknya yang dosen bahasa indonesia .

Dimana yah sekarang dia berada...?
*********
Mudah-mudahan aja, dengan tulisan singkat ini pencarian itu menemukan hasilnya......semoga

Sejenak tentang arti pernikahan

Pukul 13.10 kutunggu mikrolet tuk mengantarkanku pulang. Di bawah sinaran mentari yang cukup terik sekarang ini, berharap dapat posisi yang nyaman tuk beristirahat sejenak melepas lelah sepulang mengajar. Selang beberapa menit, kudapati mikrolet sebagai kendaraan menuju tempat favorit(rumah idaman).

Alhamdulillah, akhirnya dapat kursi depan..... Biasanya tempat duduk favoritku setelah pulang kerja memang di kursi depan mikrolet, kebetulan sebelahku perempuan. Kunikmati perjalanandi mikrolet itu dengan melihat pemandangan kota Jakarta ini tanpa melewati sesuatu yang terlintas disepasang mataku ini. Sejenak kudengar sopir mikrolet berceloteh ringan , kadang umpatan kadang sebuah canda yang tak bararti buatku.

Tiba di jalanan sempit di sekitar muara yang berkelok-kelok, sopir itupun dengan gesit memainkan setir mobilnya, sebuah konsentrasi yang baik menurutku. Karena kalau bukan orang yang sudah kenal jalan ini dan ahli pasti akan sulit ‘menikuk-nikuk ‘ dengan tepat setirnya. Beberapa saat kemudian si sopir melihat seorang gadis yang lewat berhadapan dengan mikolet yang aku tumpangi, sopir mikrolet pun mengeluarkan kata-kata mutiara khas seorang pemuja wanita…..

Gadis tersebut dengan sigapnya berpaling dengan pandangan sinis tanda tak suka, si sopir pun menanggapi sikap sang gadis dengan tak mau kalah dengan mengoceh sendiri “ Istri abang di kampung juga tak kalah cantik neng , putih lagi I”

'celoteh' sang sopir itu membuat pikiranku mulai berbicara ….

Ada apa dengan sebuah status pernikahan di negeri ini ? Kenapa begitu mudahnya dia menggoda gadis lain selain istrinya , di sisi lain bila ditolak dia juga tak mau kalah bahwa dia juga memilki wanita yang tak kalah dengan gadis yang digodanya . Apa hanya itu arti seorang istri, hanya sebagai bahan tandingan , atau sebuah kepastian akan sebuah status ? Apa yang ada di pikiran dan pemahamannya ?

Kubuka file- file global di setumpuk pikiran dan memori otakku........

Yang kutahu menikah itu adalah untuk menyempurnakan dien/agama. Seorang bujang dan gadis diibaratkan hanya memiliki separuh agamanya, dan ketika menikah maka lengkap alias sempurna agamanya.

Artinya ketika single, dalam melakukan ibadah biasanya masih berkeliling dalam benaknya sebuah pujaan hati yang dapat memenuhi suasana hatinya sehingga konsentrasi ibadah menjadi kurang focus dan dimungkinkan mempengaruhi ketulusan hati dan kebersihan niat.

Hal itu wajar karena memang kita diciptakan memilki kecendrungan untuk berbagi terhadap lawan jenis kita. Nah dengan menikah , permasalahan tersebut teratasi.......

"Menikah adalah untuk membantu memberi ketenangan hati, karena kita memiliki teman seperjuangan dalam meniti kehidupan yang penuh dengan gelombang kehidupan, memilki teman sebagai penyemangat hidup, merasa mempunyai tempat untuk curahan hati, dan sebagai tempat perlindungan bagi pasangannya dan sebagai hal-hal yang romantic lainnya. Karena fitrah berpasangan itulah , Hawa diciptakan sebagai teman hidup Adam untuk mewarnai hari-hari kehidupannya…."( demikian file yang ada di otakku berbicara )

Aku masih termenung dengan beberapa fenomena sekarang yang menjadikan pernikahan hanya sebagai status.Merasa aman kalo dia sudah memilki istri /suami, hanya sekadar punya, namun bukan untuk saling berbagi. Tidak mengiraukan bahwa dengan pernikahan itulah , kita dapat mengisi hari-hari kehidupan bersama pasangannya. 

Sehingga mungkin ada seorang istri yang mengomentari prilaku buruk suaminya di luar dengan mengatakan :" Ah biarlah ( bernada pasrah ) yang penting di rumah masih betanggung jawab sama keluarga, masa bodoh dengan sikapnya di luar "

Atau tak peduli dengan sebuah tanggung jawab keluarga, yang penting toh sudah punya istri/suami, anak...cukup sampai di situ. Tak terpikirkan bahwa dengan keluargalah kita dapat meraih banyak pelajaran hidup dan tantangan hidup yang muaranya untuk bekal amal kita nanti di akhirat.

**

Tapi mungkin dapat kumaklumi dengan pemahaman 'sopir' yang kebanyakan lemah dari segi keilmuan, apalagi pengetahuan agama. Sholat dan puasa pun banyak dari mereka tak mengerjakannya. Entah karena tak paham, terpengaruh lingkungan, atau tak mau tahu.....

***

Akhirnya sampai juga mikrolet-ku di depan komplek rumahku........Kuakhiri pergulatan kata-kata dan wacana pemikiran yang menari-nari di kepalaku.Kuberharap supaya Allah memberikan kekuatan iman dan sikap istitiqomah untuk diriku dan keluargaku tercinta untuk dapat meraih ridho-Nya.amin

wallahu 'alam bissowab

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum 21)

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (Adz Dzariyaat 49)

“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang, kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189)

“Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang sholihah” (HR. Muslim)

“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” (HR. Thabrani)

Ada Apa dengan Bimbingan Konseling

Mengapa aku pilih jurusan Bimbingan Konseling ?

Alasan pertama

Kadang milih sesuatu karena kita membutuhkan itu 

yup saya memiliki hal yang ada dalam diri saya yaitu sebuah "masalah"

kedua, waktu kelas 2 sma sempet kepikiran pengen masuk psikologi., kata kunci ortu : cari kuliah ga jauh-jauh kuliahnya dengan biaya terjangkau.

ketiga Kelas 3 sma : ku ikut bimbel NF. di sana ternyata ada bimbingan psikologinya,.....

Dari penuturan dan penjabaran dalam sessi itu saya tertarik sekali dan timbul link link pikiran saya untuk berfikir :"kenapa pelajaran BK(baca;BP) di sma ga kaya gini ya ?" wah kayanya aq harus buat terobosan baru nih...."

by the way ..... waktu kelas 1 sma aq memang sudah berniat masuk jurusan sosial, karena awalnya aq ga suka pelajaran eksak, aq lebih ingin belajar memahami ttg manusia. Yang kebetulan dulu sempet liat buku sosiologi antropologi kaka kelas 2 A3.masuk bio aq ga suka dengan pelajaran menghapal nama ilmiah ttg tumbuhan dll. walau sempat juga aq tertarik dengan kimia. 

alhasil kenaikan kelas 2 kupilihlah jurusan A3 alias jurusan sosial walau nilai raport bisa memenuhi masuk kelas FIS and BIO( sekarang kelas IPA ), tapi aq punya tekad kuat untuk ttp masuk sosial.Dan akhirnya aq masuk kelas Sosial (sekarang IPS )yang bener - bener seru kehebohan dan kenakalannya...:) apalagi waktu pelajaran Bimbingan Konseling(baca:dulu Bimbingan Penyuluhan?BP), temen2 sekelasku hampir semuanya keluar paling yang tersisa cuma anak perempuan dan sedikit yang laki2.pelajarannya garing gitu deh...( wah pikiranku mulai berbicara.....ehm coba pake metode bimbingan yang di NF...)

Nah yang keempat

Waktu kelas 1 sma sempet diadakan tes IQ , ttg IQ and minat bakat kita ke jurusan apa kita nanti di kelas 2( mungkin sekarang penjurusan mulai kelas 2 sma)

Nah saya liat dan mengamati guru BK kelas 1 itu membagikan hasil test IQ dengan sikap yang berbeda u anak yang milih jurusan eksak(FIS ,BIO) dan sosial. KAlo untuk anak yang fis bio tampangnya sumringah banget ngasih hasilnya....tapi untuk membagikan hasil bagi yang milih ips seperti sambil lalu saja...saya sempet kecewa dan berpikir kok begitu ya ? ada apa gerangan dengan anak-anak sosial ? apa yang salah dengan jurusan SOSIAL ini , ada apa dengan orang-orangnya ? bukankah semua bidang ilmu itu bagus ...tapi kenapa ada pembedaan yah...ehm mm ( dulu...saya selalu berpikir.....mmh pasti ada yang mis or salah paham en salah kaprah nih...,ceile ..)

yang kelima

Pelajaran BP pada saat itu kurang menarik! kita hanya disuruh ngisi modul saja dan jarang sekali guru bersemangat dalam memotivasi siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya...

jreng...

Dan Allah memang memberikan jalan.. lewat guru BK juga sie...

Awalnya iseng2 nanya ke ruang BK ada kesempatan untuk ikut PMDK , tadinya sempet pengen masuk jurusan Psikologi UI, tapi ya itu tadi saya merasa ga Pd untuk masuk sana, apalagi saya inget 'kt kunci ortu' murah dan dekat.Alhamdulillah ada yaitu IKIP JKt...( nasibmu IKIP....calon pencetak guru yang kini sudah berubah menjadi UNJ......)

dan saya pilih jurusan BIMBINGAN KONSELING . yang pada saat itu kayanya sie temen 2 jarang yang mau masuk IKIP ( mungkin tidak bergengsi ...jadi guru pula...cape deh..:) ). Ditambah lagi jurusan yang saya ambil...jurusan BIMBINGAN DAN KONSELING ...

APA TUH ?????banyak orang yang menayakan itu...pas dijelasin ...Ooh oh GURU BP ...KOK MAU SIH ? ????

Singkat cerita akhirnya saya ambillah kesempatan PMDK itu, lumayan kalo lulus khan itung2 ga usah repot2 belajar lagi or ikut bimbel untuk lulus UMPTN.asyiknya.....

Alhamdulillah dapatlah kesempatan itu.......( saya jadi ingat ttg buku the secret ....apa yang kita inginkan dan usahakan yang kita tanamkan di pikiran kita ternyata bisa terwujud , Subhanallah)

selanjutnya bersambung......

Tentang film Laskar Pelangi

Tadi pagi di meja piket, di sela jam kosong mengajar, aku berbicara dengan bu yeni seorang guru honor yang sedang dalam kondisi menunggu 'sk' sampai di tangannya. Singkatnya sk itu baru bisa diambil dengan sesendok 'upeti' yang sungguh berat tuk dipenuhinya.Bukan karena idealisme yang membuat dia tidak bisa memenuhi 'permintaan dzalim' tersebut. Tapi karena memang tak cukup daya untuk memberikan walau sesendok upeti tersebut.......
** 
Kapan lingkaran-lingkaran tersebut berhenti ? Mungkin keadaan nya berbeda dengan diriku dan kelima temanku di sekolah tempat ku bertugas. Dulu kami mendapatkan keberuntungan , dengan lulus tes tanpa 'wawancara' yang biasanya membicarakan sebuah 'upeti'.......
Untuk kondisi bu yeni yang (hampir 10 tahun mengajar) ....dia termasuk dizhalimi...... 
**
Pembicaraan kami pun beralih pada tugas yang diberikannya kepada anak -anak tentang komentar dan hikmah yang dapat diambil setelah menonton LASKAR PELANGI.
Hasil komentar dan pendapat anak-anak menurutnya masih klise dan hanya seputar keberuntungan sebagai seorang siswa di jakarta yang tidak menempuh perjalanan yang panjang menuju sekolah seperti kisah laskar pelangi.

Kemudian dia bertutur, " saya kok ga melihat bagusnya film tersebut, ceritanya hambar dan hanya berisi informasi sebuah tempat dan kejadian. orang-orang yang menonton tampaknya terhibur karena sudah baca novelnya,bagi saya yang ketika menonton belum baca novelnya, film tersebut kurang menarik, tidak menampilkan sebuah kejadian yang membuat kita berfikir"

Lanjutnya" Dan saya pikir siswa2 kita pun mungkin hanya menangkap sinyal yang samar tentang pesan dalam kisah laskar pelangi,kalau mereka tidak baca novelnya.Benar saja setelah saya baca novelnya,.... ruh penceritaannya begitu menarik, saya baru dapat inti dan pesannya"
*
Temanku ini memang seorang sosok yang sangat teliti menurutku. Segala sesuatu dilihat dengan detail.Dia memperhatikan satu persatu tokoh yang bermain dalam film tersebut sampai pada baju yang dipakai pemainnya(cocok atau tidak dengan pakaian pada tahun peristiwa itu terjadi), pemain figuran pun ia perhatikan.Dan aku bisa mulai memahami komentar-komentarnya.

ku sendiri tertegun tanpa berkomentar dan menanggapi, karena memang aku sendiri belum nonton filmnya . Namun sudah membaca novelnya, ditambah sang pemimpi kisah lanjutan si laskar pelangi......

Yang membuatku tertarik adalah bagaimana dahsyatnya sikap, performance, dan aura seorang guru bisa mempengaruhi & membangkitkan gelora , motivasi belajar laskar pelangi....

Kemudian rasa simpatikku kepada orang tua ikal dalam kisah kedua "sang pemimpi' dalam mendidik anaknya menuju gerbang pendidikan,mmh.... aura dan ruh apa yang dimiliki orang tuanya?sehingga daat memilki anak seperti itu, pikirku.
**

Kemudian kami berdiskusi ....." di filmnya tidak digambarkan bagaimana sosok seorang guru yang membangkitkan motivasi belajar siswanya, malah yang ditonjolkan bu guru muslimah memiliki kerja sambilan sebagai penjahit pakaian. Jadi bukan seni mengajarnya "kata bu yeni

" Kalo di film-film barat( ttg pendidikan) yang pernah kutonton misalnya khan ada sebuah dialog yang biasanya membuat kita... terbawa suasana dan berfikir tuh, kalo di laskar ada ndak bu ?kataku .
bu yeni menyahut " ya ga ada tuh...menurut saya pokoknya banyak yang hambar aja dari penggambaran ceritanya , apalagi guru yang diperankan tora , kayaknya aneh aja menurutku"
***
Hasil kesimpulanku sementara dari pembicaraan tadi.......

" Oh nasibmu guru, negeri ini sudah lupa tentang jasa baikmu dulu......, seolah-olah kini paradigma keikhlasan guru dalam mendidik ,sudah hampir punah dalam perpustakaan imajinasi. sehingga dalam penuturan cerita di sebuah drama dan film pun terlupakan penggambaran "aura positifnya".

Ada apa dengan "sosok pejuang tanpa tanda jasa"itu kini.................

selanjutnya........terserah anda

Each of the 12 chapters in the book are based on the popular poem below, by Diana Loomans & Julia Godoy:

WHAT ALL CHILDREN WANT

THEIR PARENTS TO KNOW 

 

Teach me to love and care for myself
Through your own positive example.
I'll learn from all of your actions, 
And grow to have good self-care.

 

Notice me often,
Taking joy in my very existence.
I'll grow up knowing I'm special,
And help others to feel the same.

 

Listen to me with empathy,
Have an open and loving heart.
I'll know I'm seen and heard,
And grow to be a good listener.

 

Acknowledge me often,
And tell me what you appreciate.
I'll know that I am worthy,
And learn to acknowledge others.

 

Laugh and have fun with me often,
Be affectionate every day.
I'll play and enjoy my life,
And bring more joy to others.

 

Teach me to be disciplined,
And correct me with kindness.
I'll lead a life of dignity,
With the pride of self-respect.

 

Allow room for me to grow,
To make mistakes & have opinions.
I'll learn to be independent,
And trust in my own judgment.

 

Stay interested in learning,
And following your dreams.
I'll pick up your enthusiasm,
And be inspired to do the same.

 

Be honest and authentic,
And live your highest values.
I'll learn from your experiences,
And grow to have integrity.

 

Teach me to be of service,
And honor the differences in others.
I'll learn generosity of spirit,
And embrace all walks of life.

 

Focus on what's going right,
Have faith in troubled times.
I'll learn to be optimistic,
With gratitude for each new day.

 

Love me without condition,
Throughout my ups and downs.
I'll know that I am cherished,
And bring more love to the world.

Komunikasi dalam rumah tangga

Sebut saja cahaya, bukan nama sebenarnya. Cahaya adalah sahabat lama ketika kami bersekolah. Sempat terkejut ketika mengetahui tentang "masalah" yang dikatakannya lewat telepon. **
Singkatnya dia mengatakan " Aku sudah capek , rasanya gak sanggup lagi untuk menanggung beban ini, kenapa yah masalah datang bertubi-tubi menghampiri. Dia hampir tak memperdulikan aku lagi,sikap nya sudah membuat aku sangat sakit dan kecewa....." 

Setelah di'korek' akar permasalahannya, ditemukan hasil analisis sementara berdasarkan informasinya: 
pertama, hubungan komunikasi dengan suaminya sudah tidak harmonis lagi, bisa dikatakan 'ga nyambung' lagi. 

Ketika diajukan saran supaya cahaya berbicara kembali dari hati ke hati dengan suaminya dalam membahas masalahnya bersama.....cahaya menimpali " sudah gak bisa , kalo kumulai pembicaraan pasti dia berusaha menghindar, dan kalau kutumpahkan semua perasaanku padanya pasti dia marah dan semakin tidak peduli padaku"

kedua, bentuk komunikasi 'error' tersebut sudah berlangsung lama,sejak awal pernikahannya, yang sekarang hampir menginjak angka 7 tahun !!
***
Yang ingin saya selami dari ilustrasi tadi adalah tentang komunikasi pasangan suami istri. Hal ini bukan masalah asing bagi kehidupan rumah tangga. Namun imbasnya dari permasalahan yang bernama 'komunikasi' ini sangat dalam dan sering membuat goyah biduk sebuah lembaga rumah tangga.

Terkadang teori yang ada pun, tidak cukup membendung masalah 'komunikasi' ini.
****
Teringat saya, pernah mengikuti seminar penikahan ketika masih di bangku kuliah. Ada seorang nara sumber mengatakan ;"marah juga harus dikomunikasi, bukan dipendam" (bukan marah yang membabi buta loh ). maksudnya ketika kita tidak tersinggung, tidak suka , ada perasaan marah, hal-hal tersebut sebaiknya dikomunikasikan dengan pasangan. 

Misalnya" Ibu tidak suka kalau ayah lebih mementingkan pekerjaan di luar, daripada di rumah ", " Ayah tersinggung tentang omongan ibu tadi pagi".
Tapi ingat ekspresi ini hati-hati penempatannya, jangan pada situasi sedang rentan konflik, tapi ditampilkan ketika suasana santai. Nah ketika ekspresi itu keluar, pasti pasangan kita akan menanyakan ulang...kenapa, memang kenapa, tadi saya ngomong apa, dan berbagai pertanyaan konfirmasi. Dari situlah akhirnya akan terjadi pembicaraan panjang dan berbagai pendapat keluar. 

Singkatnya, setelah berbicara panjang lebar , masing-masing menjadi tahu apa yang sebenarnya terjadi....
Hal tersebut dilakukan sejak awal pernikahan dimana sering terjadi konflik2 kecil pada pasangan suami istri, jangan dipendam terlalu lama.

Coba baca buku 'diary pengantin', pengarangnya Izzatul jannah. Dalam buku itu ada kisah konflik komunikasi suami istri yang menarik untuk dicermati....


*****
nb; ketika kita menikah , berarti kita siap menerima kelebihan dan kekurangan dari pasangan kita, bagaimanapun kita bersikeras "mengubah" nya , dia adalah dia yang memiliki atribut kelebihan dan kekurangan sejak dia lahir hingga bertemu kita pada saat sekarang. Sehingga bukan merubah 'kepribadian' pasangan kita namun diperlukan sikap toleran dan penyesuaian diri terhadap pasangan kita

wallahu 'alam bishowab

Dari Lingkungan Hidupnya anak-anak belajar

Jika anak banyak dicela, 
ia akan terbiasa menyalahkan
Jika anak banyak dimusuhi, 
ia akan terbiasa menentang
Jika anak dihantui ketakutan, 
ia akan terbiasa merasa cemas
Jika anak banyak dikasihani, 
ia akan terbiasa meratapi nasibnya
Jika anak dikelilingi olok-olok, 
ia akan terbiasa menjadi pemalu
Jika anak dikitari rasa iri, 
ia akan terbiasa merasa bersalah
Jika anak serba dimengerti, 
ia akan terbiasa menjadi penyabar
Jika anak banyak diberi dorongan, 
ia akan terbiasa percaya diri
Jika anak banyak dipuji, 
ia akan terbiasa menghargai
Jika anak diterima oleh lingkungannya, 
ia akan terbiasa menyayangi
Jika anak tidak banyak dipersalahkan, 
ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri
Jika anak mendapatkan perngakuan dari kiri kanan, 
ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya
Jika anak diperlakukan dengan jujur, 
ia akan terbiasa melihat kebenaran
Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, 
ia akan terbiasa melihat keadilan
Jika anak mengenyam rasa aman, 
ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai orang sekitarnya
Jika anak dikerumuni keramahan, 
ia akan terbiasa berpendirian: “Sungguh indah dunia ini!”
…Bagaimanakah anak anda?

 (Dorothy Low Nolte,
Children Learn What They Live With)